Selasa, 24 Juli 2012

Ujung Tombak Pembangunan Bumi Petani

Paradigma pembangunan pertanian yang beorientasi pada pembangunan manusia (people centered development), mengedepankan petani sebagai sasaran pembangunan. Dalam hal ini upaya pemberdayaan petani menjadi sangat penting artinya. Upaya pemberdayaan ini perlu dilakukan secara terus-menerus dengan pendampingan yang optimal dari tenaga penyuluh pertanian.

Penyuluh pertanian adalah ujung tombak terdepan dalam upaya pembangunan pertanian, namun semenjak pelaksanaan otonomi daerah upaya pengembangan kelembagaan penyuluh pertanian "agak" terabaikan. Hal ini akan berimbas pada kurang optimalnya pengembangan pembangunan pertanian. Pemerintah Pusat menyadari hal ini, dengan manindaklanjutinya dengan menerbitkan UU No 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, perikanan, dan kehutanan, yang kemudian disusul dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2009 Tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Namun hal ini perlu didukung dengan keseriusan semua pihak yang berkepentingan untuk memperkuat kelembagaan penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak terdepan pembangunan pertanian. Read More..

Rabu, 26 Oktober 2011

Gunung Labuhan "Bumi Lada"

Lada adalah "King of Spice", atau raja tanaman rempah yang kini menjadi komoditas penting perdagangan dunia. Lada berperan penting dalam penghasil devisa dan penyedia lapangan kerja maupun sebagai bahan konsumsi dan bahan baku industri. Luas areal pertanaman lada di Kabupaten Way Kanan dewasa ini 16.083 ha dengan produksi 3.179 ton dengan tingkat produktivitas yang rendah (yaitu 449,96 kg/ha).

Kecamatan Gunung Labuhan merupakan sentra produksi lada di Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung dengan luas areal pertanaman 8.847 ha (55%) dengan produksi mencapai 1.064 ton atau 33,47% dari produksi Kabupaten Way Kanan. Sebagai "Bumi Lada" peran Kecamatan Gunung Labuhan untuk terus melestarikan dan meningkatkan produksi lada perlu didukung oleh semua pihak terkait, hal ini terkait dengan terus merosotnya produksi lada dan adanya alih komoditas dengan tanaman yang lebih menguntungkan seperti tanaman karet.

Usahatani lada dewasa ini belum banyak terkait dengan industri pengolahan, industri hilir (industri input faktor), industri jasa, keuangan, dan pemasaran. Akibatnya, agribisnis lada tidak berhasil mendistribusikan nilai tambah secara optimal dan proporsional, sehingga belum terlihat signifikansi sumbangannya terhadap peningkatan pendapatan petani.

Disatu sisi petani berhak untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menanam komoditas yang lebih menguntungkan seperti tanaman karet yang dapat dipanen beberapa kali dalam seminggu, dibandingkan dengan tanaman lada memerlukan waktu yang lebih panjang untuk memanen hasil. Oleh karena itu perlu upaya dari semua pemangku kepentingan untuk mencari solusi terbaik agar "Bumi Lada" tetap dapat dipertahankan dengan mengupayakan peningkatan nilai tambah yang secara keseluruhan menguntungkan petani lada.

Semoga "Bumi Lada" tetap lestari seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani lada....

Dari Berbagai Sumber..
Read More..

Jumat, 30 September 2011

Bahan Olah Karet (Bokar)

Karet merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di Indonesia,hal ini didukung dengan penetapan karet sebagai komoditas andalan ekspor. Saat ini perkebunan karet mulai berkembang di masyarakat, hal ini terkait dengan mulai membaiknya harga karet sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya pengembangan karet rakyat saat ini masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait dengan peningkatan produktivitas tanaman karet dan upaya peningkatan kualitas hasil karet. Kualitas bahan olah karet (bokar) yang di usahakan rakyat saat ini diberbagai tempat termasuk di Kabupaten Way Kanan belum optimal dan belum sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga harga jual yang diterima petani tidak optimal.

Untuk memperoleh lateks kebun sesuai dengan baku mutu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu (a) lateks hasil penyadapan di mangkok sadap dikumpulkan dalam wadah kering dan bersih, paling lambat 5 jam setelah penyadapan, (b) menggunakan bahan pengawet sesuai anjuran, untuk menghindari penggumpalan secara alami.

Standar baku mutu lateks adalah (a) kadar karet kering tidak melebihi 20%, (b) bersih dari benda-benda lain berupa kayu, daun dan atau kontaminan lainnya, (c) berwarna putih dan berbau segar.

Terkait dengan upaya peningkatan kualitas bahan olah karet (bokar) tersebut maka Menteri Pertanian menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian No: 38/Permentan/OT.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan Dan Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar).

Sumber:
Download Peraturan Menteri Pertanian No:38/Permentan/OT.140/8/2008
Read More..

Sabtu, 24 September 2011

Pertanian dan Cuaca Ekstrim

Cuaca ekstrim yang terjadi saat ini berupa kemarau yang ekstrim sangat berpengaruh pada kehidupan petani. Kerentanan sektor pertanian terutama tanaman pangan terhadap cuaca ekstrim disebabkan oleh tanaman pangan relatif sensitif terhadap cekaman air. Di Propinsi Lampung, akibat kemarau saat ini sebanyak 9.000 hektare (ha) lebih lahan pertanian mengalami kekeringan, dimana sebanyak 1.400 ha lahan padi dan 183 ha lahan jagung mengalami puso (gagal panen) karena kekurangan pasokan air.

Perubahan iklim yang terjadi saat ini, air menjadi persoalan mendasar dimana pada musim kemarau terjadi kesulitan pasokan air sedangkan pada musim hujan air melimpah yang berakibat banjir di berbagai daerah. Persoalan ini merupakan masalah tahunan yang terus berulang, yang mendorong semua pihak diharapkan dapat mencari solusi secara terpadu dan menyeluruh sehingga efek yang muncul tidak terlalu merugikan masyarakat.

Ketersediaan air tergantung pada kondisi lingkungan di hulu terutama hutan sebagai penyimpan air di musim kemarau dan panahan air dimusim penghujan. Upaya memperbaiki kondisi hutan melalui reboisasi hutan mendesak untuk dilakukan agar persoalan perubahan iklim dapat diminimalisir. Hal ini juga perlu didukung dengan perbaikan manajemen pengelolaan air, termasuk sistem dan jaringan irigasi. Disisi lain perlu dilakukan upaya pengembangan teknologi panen air melalui embung, dam, dan parit, serta langkah-langkah efisiensi penggunaan air.

Semoga, upaya terpadu dapat dilakukan oleh semua pihak sehingga masalah tahunan ini dapat di kurangi efek yang merugikan bagi masyarakat.

Dari Berbagai Sumber
Read More..

Jumat, 19 Agustus 2011

Peranan Way Kanan di "Koridor Ekonomi Sumatera"

Pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera, sebagai bagian strategi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 (Perpres RI No:32 Tahun 2011) diarahkan sebagai "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional". Sektor yang menjadi fokus pengembangan adalah minyak kelapa sawit/CPO, dan karet, dimana diupayakan untuk meningkatkan hasil panen dan memperluas industri hilir.Sedangkan untuk energi di fokuskan pada batubara, dengan meningkatkan produksi pertambangan melalui percepatan infrastruktur rel kereta api.

Dalam pengembangan koridor ekonomi ini diharapkan semua wilayah di Indonesia dapat berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing dengan tidak diarahkan pada kegiatan eksploitasi dan ekspor sumberdaya alam, namun lebih pada penciptaan nilai tambah.

Pembangunan Koridor Ekonomi Sumatera sebagai sentra produksi dan pengolahan hasil bumi sejalan dengan upaya Kabupaten Way Kanan sebagai "Bumi Petani". Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB mencapai 52,49% dengan komoditi utama karet, sawit, kopi, lada, dan padi. Fokus pengembangan komoditi karet, sawit, kopi, lada, dan padi yang saat ini masih dominan dalam bentuk bahan mentah, kedepan diarahkan untuk penciptaan nilai tambah.

Beberapa langkah yang mendukung upaya tersebut adalah:
(1) Mengkonsentrasikan wilayah pengembangan komoditi unggulan (karet, sawit, kopi, lada)
(2) Mengembangkan nilai tambah produk komoditi unggulan
(3) Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan pendukung
(4) Membangun sarana dan prasarana untuk pengembangan sistem agribisnis komoditi unggulan
(5) Mewujudkan kemudahan pelayanan kepada masyarakat
(6) Membangun semangat kemandirian masyarakat.

Upaya mewujudkan kesejahteraan dengan pengembangan Koridor Ekonomi merupakan sebuah pekerjaan besar yang memerlukan dukungan semua pihak..

Sumber:
(1) Peraturan Presiden RI No 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
(2) Master Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 -2025 (Download)
(2) BPS Way Kanan
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...